Sabtu, 12 Januari 2019

Kita dan Ego

Kadangkala ketika ego menguasai benak, seringkali kita memaksakan sesuatu yang bukan untuk tempatnya, seringkali pula kita bertahan pada pendirian masing-masing. Aku dengan sifat keras kepalaku dan kau dengan sifat tak pedulimu. Harga diri yang terlalu tinggi dan keegoisan kita pun melengkapi, membuat kita saling berjauhan dan tanpa sadar memutuskan tali yang memang sejak awal tak pernah kuat mengikat, semakin meninggikan tembok yang membatasi secara tak kasat.

Kamu yang terlalu tidak peduli dengan keadaan kita, terlalu pengecut untuk mengakui ataupun mengejar. Dan aku terlalu egois untuk ingin dipertahankan. Sekarang, dengan semua keadaan yang terjadi, aku menyadari jika kita berdua terlalu pengecut. Sekarang, mungkin kita hanya terjebak dalam keadaan yang kita paksakan, keadaan yang mungkin lebih baik jika tak pernah terjadi.

Kau terlalu percaya jika aku akan tetap berdiri di tempatku. Dan sampai pada titik ini, aku belajar jika saatnya berhenti, sebaiknya berhenti. Karena jika terus berjalan, aku hanya akan kehilangan arah di dalam labirin yang telah ku buat sendiri.

Selasa, 11 September 2018

Kita dan Perbedaan

Kita hanyalah dua orang yang tak saling mengetahui posisi masing-masing, dua orang yang berbeda, dan dua orang yang tak pernah berakhir untuk bersama. Terlalu banyak perbedaan yang menghalangi, terlalu luas jarak yang membentang dan terlalu tinggi tembok yang membatasi. Aku yang terlalu menyukai kesunyian dan kau yang terlalu menyukai keramaian, aku yang terlalu menyukai langit malam dan kau yang terlalu menyukai langit cerah, aku yang terlalu menyukai laut dan kau yang terlalu menyukai gunung.

Ada suatu waktu saat kau menanyakan mengapa aku menyukai pertemuan langit dan laut? mengapa aku menyukai cerita fiksi yang sedih namun berakhir bahagia? mengapa aku menyukai kopi dan coklat lebih dibanding teh ataupun susu? mengapa aku menyukai film bergenre fantasi dibanding drama-romance? dan mengapa aku menyukai cerita bintang dibanding hujan? 

Akupun tak pernah dapat menjawab pertanyaan itu. Namun kini, aku dapat menjawabnya, aku menyukai pertemuan langit dan laut karena mereka terlihat indah untuk bersatu walaupun kita tahu ada jarak yang membentang luas ditengah mereka, hanya terlihat indah bersama walaupun pada kenyataanya tak pernah bisa bersatu. Aku menyukai cerita fiksi sedih namun berakhir bahagia karena cerita itu akan mengajarkanku jika tidak semua kisah dapat bahagia selama prosesnya walaupun pada akhirnya kau mengharapkan suatu yang bahagia, setelah kupikir bukan ceritanya yang berakhir bahagia hanya saja waktunya berhenti disaat yang bahagia, seprti itulah kita yang berharap waktu berhenti ketika rasa bahagia menghampiri walaupun semakin dipikir itu akan terdengar mustahil. aku menyukai kopi dan coklat hanya karena lebih pekat, minuman pun dapat mengajarkan jika apa yang kita jalani tidak selalu akan tersa manis dan hambar. Aku menyukai film bergenre fantasi dibanding drama-romance karena aku bukanlah tipe wanita yang terlalu suka untuk sebuah drama romantis, terkadang itu akan membuatku berpikir hanya terlihat palsu. terakhir, aku menyukai cerita bintang dibanding hujan karena seberapa lama pun bintang hilang karena keadaan, dia akan tetap muncul kembali di rumahnya (langit), tak pernah pergi hanya saja terkadang tak terlihat.

Jika kau bertanya kenapa kita begitu jauh? jawabannya adalah karena kita berbeda. Tidak semua perbedaan dapat disatukan. Kadangkala perbedaan itu dapat membuat kita dekat namun tidak dengan benar-benar bersatu. Perbedaan itu akan mengajarkan kita sebuah pelajaran bahwa kadangkal akan  ada jarak ataupun batas yang tidak boleh kita paksakan, cukup berdiri di tempat masing-masing.